22 Des 2010

kakaaak ^_^

donlod aja deh disini
http://www.4shared.com/file/ufb_1EPM/Analisis_Data.html

just for u

Analisis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari data kuantitatif. Data kuantitatif yang akan dianalisis adalah data pretes, postes dan gain. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pretes
Pretes adalah tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pembelajaran yang akan diajarkan (Suherman, 2001:19)
Postes
Postes adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui perbedaaan akhir siswa setelah pembelajaran dilakukan (Suherman, 2001:19).
Gain
Setelah pretes dan postes dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah menghitung gain (peningkatan) kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelas dan kelas eksperimen. Gain yang digunakan untuk menghitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa adalah gain ternormalisasi kontrol (normalisasi gain). Adapun rumus dari gain ternormalisasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Normalisasi gain (g)=(skor postes-skor pretes)/(skor maksimum-skor pretes)
(Hake, 2003:3)
Tabel 6
Klasifikasi Normalisasi Gain
Koefisien Normalisasi gain Klasifikasi
g < 0,3
0,3 ≤ g < 0,7
g ≥ 0,7 Rendah
Sedang
Tinggi

Data-data yang telah dijelaskan di atas akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Statistik deskriptif
Adalah statistik yang berfungsi untuk menggambarkan hasil penelitian yang hanya berlaku untuk sampel yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasi terhadap suatu populasi. Dalam statistik ini, data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, grafik, modus, mean, dan median. Manfaat statistik deskriptif ini adalah memberi alternatif kepada peneliti agar dapat memaparkan hasil penelitian secara visual.
Statistik inferensial
Adalah statistik yang dapat memberikan gambaran secara umum mengenai suatu populasi dengan hanya mengadakan penelitian terhadap sebagian kecil sampel penelitian. Dalam statistik inferensial terdapat beberapa pengujian, yaitu sebagai berikut:
Uji Prasyarat
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan sebaran data penelitian. Data yang mempunyai distribusi normal merupakan salah satu syarat dilakukannya statistik parametrik (Sugiyono, 2008: 150). Data yang diuji adalah data pretes, postes dan gain. Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam uji normalitas ini adalah sebagai berikut :
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Untuk menguji normalitas digunakan Uji Chi Kuadrat, dengan rumus statistik sebagai berikut :

χ^2=∑〖(O_i-E_j)〗^2/E_j
(Sudjana, 2002: 273)


Keterangan :
χ^2 = Nilai Chi Kuadrat
O_i = Frekuensi pengamatan atau observasi
E_j = Frekuensi yang diharapkan
Dengan taraf signifikasi 5% dan dk = n-1 serta dengan kriteria pengujian sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto, 2009: 70) :
Jika 〖χ^2〗_(hitung )≤ 〖χ^2〗_(tabel ) maka terima H0
Jika 〖χ^2〗_(hitung )> 〖χ^2〗_(tabel ) maka tolak H0

Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing data yang diperoleh dari kedua kelompok memilki variansi populasi yang sama atau berbeda. Data yang diuji adalah data pretes, postes dan gain. Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam uji homogenitas ini adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan varians kemampuan pemecahan masalah matematik siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1 : Terdapat perbedaan varians kemampuan pemecahan masalah matematik siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk menguji homogenitas digunakan Uji F, dengan rumus statistik sebagai berikut :
F=(S_1^2)/(S_2^2 )
(Sudjana, 2002: 249)
Sedangkan untuk mencari nilai varians sampel adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

S^2=(n(∑fX_i^2)-〖(∑〖fX〗_i)〗^2)/(n(n-1))
(Riduwan, 2003: 188)

Kriteria pengujian:
Jika F_(hitung )≤ F_(tabel ) maka terima H0
Jika F_(hitung )> F_(tabel ) maka tolak H0

Uji Statistik Parametrik
Apabila dari uji prasyarat menghasilkan data yang berdistribusi normal, maka analisis data yang dilakukan adalah statistik parametrik. Statistik yang digunakan adalah Uji t dua sampel dan Uji t* dua sampel.
Uji t
Uji t ini digunakan untuk menguji dua hipotesis yang diajukan yaitu hipotesis pertama dan hipotesis kedua. Untuk menguji hipotesis pertama, data yang diuji adalah data postes dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sedangkan untuk menguji hipotesis kedua, data yang diuji adalah data gain ternormalisasi dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jika data postes maupun data gain ternormalisasi yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen berarti data kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dari kedua kelas berdistribusi normal dan homogen.
Pada hipotesis pertama, uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Adapun hipotesis yang diajukan sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Sedangkan pada hipotesis kedua, uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah rerata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Adapun hipotesis yang diajukan dalam Uji t ini adalah sebagai berikut:
H0 : Peningkatan rerata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) kurang baik atau sama dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 : Peningkatan rerata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Untuk Uji t yang berdistribusi normal dan homogen ini digunakan rumus statistik sebagai berikut :

t=(X_1 〖-X〗_2)/(√((〖(n〗_1-1)S_1^2 (n_2-1)S_2^2)/(n_1+n_2-2)) [1/n_1 +1/n_2 ] )
(Sudjana, 2005: 239)


Keterangan :
X_1 = Rerata sampel kelas ekperimen
X_2 = Rerata sampel kelas kontrol
S_1^2 = Varians sampel kelas eksperimen
S_2^2 = Varians sampel kelas kontrol
n_1 = Jumlah sampel kelas ekperimen
n_2 = Jumlah sampel kelas control

Dengan derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah (n_1+n_2-2) dan peluang (1 – α)
Kriteria pengujian:
Jika t hitung ≤ t 1 – α , maka terima H0
Jika t hitung > t 1 – α , maka tolak H0

Uji t*
Uji t* ini dilakukan apabila data berdistribusi normal dan tidak homogen artinya data kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dari kedua kelas berdistribusi normal tetapi datanya tidak homogen.. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

t^*=(X_1-X_2)/√((S_1^2)/(n_1^2 )+(S_2^2)/(n_2^2 ))
(Sudjana, 2005: 241)
Kriteria pengujiannya adalah : tolak H0 jika t* ≥ (w_1 t_1+w_2 t_2)/(w_1+w_2 ) dan terima H0 jika sebaliknya, dengan w_1=S_1^2/n_1, w_2=S_2^2/n_2, t_1=t_((1-α),(n_1-1) ) dan t_2=t_((1-α),(n_2-1) ). Sedangkan dk masing-masing adalah (n_1-1) dan (n_2-1).



Untuk hipotesis yang ketiga, bila data yang diperoleh berdistribusi normal maka uji yang dilakukan adalah One Way Anova. Untuk menghitung nilai Anova atau Fhitung, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
F=(MS_b)/(MS_w )


Dengan
MS_b=(SS_b)/(dkSS_b )
MS_w=(SS_w)/(dkSS_w )

Keterangan:
SS_b = Jumlah kuadrat antar kelompok
SS_w = Jumlah kuadrat dalam kelompok
dkSS_b = Derajat kebebasan antar kelompok
dkSS_w = Derajat kebebasan dalam kelompok
(Irianto, 2008: 2007)
Hipotesis yang diajukan adalah :
H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan rerata kemampuan pemecahan masalah matematik antara kelompok siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
Ha : Terdapat perbedaan peningkatan rerata kemampuan pemecahan masalah matematik antara kelompok siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).


Untuk kriteria pengujiannya adalah : tolak H0 jika Fhitung > Ftabel dan terima H0 jika Fhitung < Ftabel, dengan Ftabel = F(1 - α)(dkSSb,dkSSw). Jika H0 ditolak, maka dilakukan analisis pasca Anova. Langkah analisis pasca Anova yaitu (Irianto, 2008: 233):
Pertama, hitung Tukey’s HSD
Rumus :
HSD=q√(〖MS〗_w/n)

Keterangan :
n = Banyaknya sampel per kelompok
q = The Studenzed range statistic, dilihat dalam tabel yang sudah disusun dengan memakai alpha (α), k dan dk
k = Banyaknya kelompok
dk = N – k
Kedua, cari perbedaan rerata antar kelompok.
Ketiga, membandingkan perbedaan rerata antar kelompok dengan hasil perhitungan HSD. Apabila perbedaan rerata antar kelompok lebih besar daripada nilai HSD, maka perbedaan tersebut dapat dikatakan signifikan.
Adapun langkah-langkah untuk menentukan kedudukan siswa dalam kelompok adalah sebagai berikut (Arikunto, 2008:264): (1) Menjumlah skor siswa, (2) Mencari nilai rerata (Mean) dan simpangan baku, (3) Menentukan batas-batas kelompok; kelompk atas yaitu siswa yang mempunyai skor sebanyak skor rata-rata +1 SD (Standar Deviasi), kelompok sedang yaitu siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD, dan kelompok rendah yaitu siswa yang mempunyai skor -1 SD dan yang kurang.
Rumus mencari Mean :
x=(∑x)/N

Rumus mencari Standar Deviasi :
SD=√((∑x^2)/N-((∑x)/N)^2 )


Uji Statistik Non-Parametrik
Uji statistik non-parametrik dilakukan jika diketahui data yang diperoleh tidak berdistribusi normal atau n < 30. Dalam penelitian ini, uji statistik non-parametrik yang dilakukan adalah menggunakan Uji-Mann Whitney U-Test (Supranto, 2001: 304). Terdapat dua buah rumus yang digunakan dalam pengujian ini, yaitu U1 dan U2. Kedua rumus tersebut digunakan untuk mengetahui nilai yang lebih kecil. Nilai U yang lebih kecil tersebut kemudian digunakan untuk pengujian dan dibandingkan dengan U tabel. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

U_1=n_1 n_2 (n_1 (n_1+1))/2-R_1
U_2=n_1 n_2 (n_2 (n_2+1))/2-R_2
(Sugiyono, 2005: 275)
Keterangan :
U_1 = Jumlah peringkat 1
U_2 = Jumlah peringkat 2
R_1 = Jumlah rangking pada sampel n_1
R_2 = Jumlah rangking pada sampel n_2
n_1 = Jumlah sampel 1
n_2 = Jumlah sampel 2



Adapun untuk pengujian hipotesis yang ketiga, bila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka uji non-parametrik yang digunakan adalah uji Kruskal-Walls. Secara matematis dapat dituliskan:
H=12/(n(n+1))∑(R_k^2)/(n_k^2 )-3(n+1)
Dimana:
n = Banyak baris dalam tabel
k = Banyak kolom
R_k = Jumlah Ranking dalam kolom
(Hasan, 2004: 177)

8 Okt 2010

SKENARIO PEMBELAJARAN

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Murid yang terdiri dari 20 orang telah berada di tempatnya masing-masing sebelum pelajaran dimulai, lalu saat guru telah datang dan duduk ditempatnya pelajaran pun dimulai.

Ketua kelas : “Duduk siappp!!! Berdo’a mulai!!!”.
Selesai!!! Beri salam!!!
Murid : “Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh”
Guru : “Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”
“Bagaimana anak-anak, sudah siap belajar?”
Murid : “Siap bu guru..”
Guru : “Baiklah mari kita mulai,.”
“Materi kita kali ini adalah bilangan pecahan..”
“Ada yang tahu bilangan pecahan itu apa?”
Murid 1 : “Bilangannya kaca bu.. makanya disebut bilangan pecahan..”
Guru : “Bagus,.tapi bukan itu jawaban yang sebenarnya, bilangan pecahan adalah bilangan…….. (walaupun jawabannya salah tapi guru tetap menghargai keberaniaan anak tersebut).
Guru : (bercerita)
“Ada seorang ibu, ia mempunyai 2 potong roti. Tapi Ibu tersebut memiliki 4 orang anak. Nah, bagaimanakah ibu tersebut membagi 2 potong roti kepada 4 orang anaknya sehingga setiap anak mendapat bagian yang sama?”
”Untuk menjawab itu mari kita cari jawabannya”.
Guru : (Guru membagi 20 murid kedalam 5 kelompok)
Kelompok alfa : A, B, C, D.
Kel beta : E, F, G, H.
Kel gamma : I, J, K, L.
Kel delta : M, N, O, P.
Kel epsilon : Q, R, S, T.
Guru : (Guru membagikan 2 potong roti dan sebuah pemotong roti kepada setiap kelompok)
”Ibu akan membagikan roti ini kepada kalian, setiap kelompok mendapatkan 2 potong roti dan sebuah pemotong roti”.
Guru : ”Pertanyaannya, Bagaimana 2 potong roti itu bisa dibagikan kepada semua anggota kelompok dengan bagian yang sama (rata)? Ibu kasih waktu 15 menit untuk menyelesaikannya”
(Pada saat kelompok mengerjakan soal yang diberikan, guru selalu berkeliling kesetiap kelompok untuk mengamati dan membimbing setiap kelompok)
Guru : (Setelah 15 menit)
”Anak-anak waktu nya sudah habis, jangan ada lagi yang mengerjakan. Sekarang kita akan mengundi, kelompok apa yang akan mempresentasi kan hasil kerja kelompoknya”
(Setelah diundi, yang pertama presentasi adalah kelompok ”delta”)
Guru : ”Dari kelompok ”delta” siapa yang akan menunjukkan hasil kerja kelompoknya?”
Kel delta : ”15 bu......”
Guru : ”Baik ayo silahkan maju 15, dan untuk kelompok lain tolong perhatikan temannya yang didepan dan berikan pertanyaan atau komentarnya!!!”
Murid 15 : ”Yang kami lakukan adalah, karena jumlah anggota kelompok kami 4 orang, agar lebih mudah membaginya kami memotong 1 roti menjadi 4 bagian yang sama dan roti yang 1 lagi pun kami potong menjadi 4 bagian yang sama, sehingga roti tersebut menjadi 8 potongan dan kami berikan satu per satu kepada anggota kelompok . Setelah semua potongan habis, satu orang dari kami mendapat 2 potong yang sama dengan yang lainnya”.
Guru : ”Bagus sekali.. Beri tepuk tangan!!”
Guru : ”Dari kelompok lainnya apakah ada yang ingin menanggapi?”
Kel beta : ”Hal yang dilakukan oleh kelompok delta, sama halnya dengan yang kelompok kami kerjakan. Sedikit menambahkan jadi masing-masing orang dari kelompok kami mendapatkan 2/8 roti.
Guru : ”Yuph.. bagus sekali tanggapan dari kelompok beta”
”Sekarang yang maju adalah kelompok alfa!! Siapa yang mau maju?”
Kel alfa : ”Murid B bu..
Guru : ”Baiklah silahkan maju murid B”
Murid B : ”Hal yang kami lakukan adalah yang sangat mudah. kami membagi satu roti kepada dua orang untuk dibagi sama rata.. Sehingga kami mendapatkan satu dari 4 potong roti. Sehingga setiap orng mendapatkan ¼ roti..
Guru : ”Good job.. dari kelompok lain ada yang memberi tanggapan?
Kel gamma : ”Kami bu..” Hal yang sama dengan yang kami lakukan pula.. bedanya kami tetap menyatukan ke 2 roti tersebut lalu kami potong menjadi 4 bagian. Sehingga masing-masing dari kami mendapat ¼ roti.
Kel epsilon : ”Iidem dengan kel alfa..
Guru : ”Ada yang mau ditanyakan anak-anak?
Murid F : ”Kenapa hasil yang didapat kelompok tidak sama, kelompok saya dan delta setiap orang mendapat 2/8 roti sedangkan kelompok lain ¼ roti?”
Guru : ”Pertanyaan yang bagus.. Ada yang bisa jawab?”
Murid B : ”Saya bu.. Sebenarnya jika kita sama kan roti yang kita masing-masing dapat adalah sama.. karna 2/8 jika kita sederhanakan menjadi = ¼.
Guru : ”Beri tepuk tangan untuk murid B!!!”
(meriah)....
”Jadi kesimpulannya kalian telah bisa memecahkan masalah tersebut dengan cara kalian masing-masing”.
Guru : ”Sekarang kita perkecil kelompok menjadi 4 kelompok saja.. anggota kelompok epsilon silahkan masuk le setiap kelompok yang lain..
(Sehingga kelompok menjadi) :
Kel alfa : A, B, C, D, Q.
Kel beta : E, F, G, H, R.
Kel gamma : I, J, K, L, S.
Kel delta : M, N, O, P ,T.
Guru : ”Semua sudah dapat kelompok?”
Murid : ”Sudah ibuu...”
Guru : ”Seperi tadi lagi, ibu akan memberikan lagi 2 potong roti kepada kalian,.
Bagaimana sehingga 2 roti tersebut dapat kalian bagi secara rata ke setiap anggota kelompok kalian.??” Ibu kasih waktu 15 menit untuk
mengerjakannya..”
Murid : ”Baik buguru..”
(sama seperti diskusi yang pertama tadi, pada saat kelompok mengerjakan soal yang diberikan, guru selalu berkeliling kesetiap kelompok untuk mengamati dan membimbing setiap kelompok)
Guru : (Setelah 15 menit)
”Anak-anak waktu nya sudah habis, jangan ada lagi yang mengerjakan. Sekarang kita akan mengundi, kelompok apa yang akan mempresentasi kan hasil kerja kelompoknya”
(Setelah diundi, yang pertama presentasi adalah kelompok ”beta”)
Murid F : ”Kami memotong masing - masing roti menjadi lima bagian sehingga sepotong roti dapat dibagi lima sama rata, karena rotinya ada dua buah jadi tiap anak mendapat dua potongan tadi. Atau tepatnya tiap anak mendapat 2/10 bagian. Hmm.. betul begitu kan bu?”
Guru : ”Tepat sekali.. Beri tepuk tangan..”
(Ramai)
Ada yang mau memberi tanggapan atau melengkapi lagi anak - anak?”
Kel delta : ”Murid O buu..”
Guru : ”Ya, silahkan murid O”
Murid O : ”Bila semua potongan roti disatukan maka dua potongan sama besar tadi seperti menjadi 1/5 bagian. Jadi sebenarnya sama saja antara 2/10 dan 1/5.”
Guru : ”Ya, benar sekali murid O.. Pecahan 2/10 sama saja atau dapat di sederhanakan menjadi 1/5. Sekarang coba bandingkan, besaran mana antara potongan roti yang 2/8 tadi dengan potongan roti 2/10 barusan?”
Murid : ”Potongan roti 2/8 yang lebih banyak bu..”
Guru : ”Tepat sekali. Nah, sekarang siapa yang bisa menyimpulkan apa yang kita dapat dari kedua percobaan terhadap roti tadi?”
Murid I : ”Saya bu.”
(Guru mempersilahkan)
Makin besar jumlah pembilang suatu bilangan pecahan kemungkinan makin kecilah nilainya.”
Guru : ”Betul itu murid - murid, makin besar pembilang suatu bilangan pecahan semakin kecilah nilai pecahan tersebut, dengan catatan, penyebutnya sama.”
”Mengerti murid - murid?”
Murid : ”Mengerti bu..”
Guru : ”Nah, sekarang coba kerjakan soal - soal ini.”
Setelah itu guru memberi tugas yang harus diselesaikan secara individu untuk mengukur tingkat pemahaman tiap muridnya.

Contoh instrumen soalnya sebagai berikut :

Kerjakan Soal - Soal Dibawah Ini dengan Memberikan Tanda >, <, atau = !
1. 2/3 ... 1/3
2. 4/7 ... 6/7
3. 5/9 ... 7/9
4. 1/2 ... 2/4
5. 1/2 ... 2/3
6. 2/8 ... 1/4
7. 1/5 ... 3/15
8. 4/5 ...5/4
9. 3/4 ... 5/6
10. 3/2 ... 2/3

Selesaikan Soal Cerita Dibawah ini !
1. Bu Ami membuat sebuah cake yang akan dibagikan sama rata kepada ketiga anaknya.. Berapakah bagian untuk masing - masing anaknya?
2. Pa Kukuh memiliki dua buah semangka yang akan dimakannya bersama istri dan ketiga anaknya. Masing - masing anggota keluarga mendapat bagian yang sam banyak. Berapakah bagian untuk masing - masing anggota keluarga Pa Kukuh?
3. Ibu memberikan Ani setengah bagian kue nya, sedangkan kakak hanya mengambil seperempat bagian kue. Siapa yang memiliki lebih banyak bagian kue ibu?
4. Rina memiliki sebuah pita yang panjangnya 6/7 meter. Sisi memiliki pita yang panjangnya 4/5 meter. Sedangkan Tami memiliki pita sepanjang 7/9 meter. Siapakah yang memiliki pita terpanjang?
5. Kebun pak Tani ditanami Jagung 1/3 bagian, kacang 2/4 bagian dan singkong 1/6 bagian. Urutkan tanaman dari yang memiliki lahan paling luas !